Reksa dana vs investasi saham langsung seringkali dibanding-bandingkan. Kemudian muncul pertanyaan: manakah di antara keduanya yang lebih menguntungkan? Daripada sibuk menerka, bingung karena terlalu banyak mendengar dari orang-orang, lebih baik simpulkan sendiri berdasarkan perbedaan antara keduanya. Lalu apa hal-hal yang membuat dua jenis investasi ini berbeda? Ulasan berikut ini akan menjawab pertanyaanmu!

Modal Awal 

Perbedaan pertama antara dua jenis investasi ini adalah modal awal saat berinvestasi. Pada umumnya, investasi langsung pada saham menetapkan besaran dana awal pembukaan rekening investasi antara Rp5 juta hingga ratusan juta. Meski begitu, belakangan ini, untuk para mahasiswa, dana awal investasi bisa dimulai dengan Rp100 ribu saja. Sementara itu, dana awal minimum pada investasi reksa dana adalah Rp100 ribu. Bahkan, ada pula beberapa reksa dana online yang menetapkan dana awal investasi mulai dari Rp10 ribu.


Margin Keuntungan investasi

Perbedaan selanjutnya antara reksa dana dengan investasi saham adalah keuntungannya. Saham memiliki dua bentuk keuntungan, yaitu kenaikan harga atau capital gain dan dividen atau bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan pada para pemilik saham. Keuntungan yang disebabkan oleh kenaikan harga sendiri bisa datang dari banyak hal seperti meningkatnya laba bersih, fundamental perusahaan, kondisi perekonomian yang membaik, dana asing, hingga aksi spekulasi dari investor.

Lalu, bagaimana dengan reksa dana? Secara umum, dalam reksadana, kita mengenal istilah Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB adalah kata keren untuk Harga Reksadana per unit. Harga/unit ini merupakan nilai wajar dari sebuah portofolio reksadana setelah dikurangi biaya operasional, kemudian nilainya dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang diterbitkan.

NAB/unit inilah adalah harga yang kamu bayar ketika kamu membeli reksadana. 

Untung dari Reksadana

Ketika kamu beli reksadana, kamu akan untung ketika harga reksadana naik. Misalnya, kamu beli reksadana A senilai Rp 100.000 . Lalu 1 tahun kemudian, kamu jual reksadana kamu setelah harga reksadana A naik dan investasi kamu menjadi Rp 110.000. Disini artinya kamu untung sebesar Rp 10.000.

Apa yang Menyebabkan NAB/unit bisa naik ?

Reksadana berisi beberapa aset (instumen investasi) seperti saham, obligasi dan deposito. Disinilah peran Manajer Investasi untuk memilih aset yang bisa naik harganya. Ketika harga aset di dalam reksadana itu naik, otomatis NAB pun juga ikut naik. 


Risiko fluktuasi harga

Selanjutnya, perbedaan antara reksa dana dan investasi saham adalah risiko fluktuasi harga. Risiko terbesar pada investasi saham adalah fluktuasi penurunan harga saham yang disebabkan oleh banyak hal, seperti kondisi perusahaan dan keadaan ekonomi yang memburuk. Risikonya tergolong sangat tinggi sebab angka penurunan harga saham bisa mencapai puluhan persen dalam hitungan beberapa hari saja. Risiko fluktuasi juga terjadi pada reksa dana. Hanya bedanya, persentase kerugian pada reksa dana cenderung lebih kecil karena pihak manajer investasi telah melakukan diversifikasi.


Risiko likuiditas

Kamu perlu tahu bahwa tidak semua saham aktif diperdagangkan di bursa saham. Selain itu, sedikitnya saham publik yang beredar di bursa saham dapat membuat suatu saham jarang ditransaksikan. Istilahnya, produknya bersifat tidak likuid. Risiko lukuiditas cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana saham karena pada reksa dana, manajer investasi harus membayar ke investor minimal 7 hari kerja ketika turun intruksi pencairan. Keharusan ini membuat para manajer investor memperhitungkan aspek likuiditas dan penyusunan investasi reksa dana.


Perpajakan

Perhitungan pajak antara reksa dana dengan saham juga berbeda. Perhitungannya adalah 0,1 persen atau nilai penjualan saham masuk dalam hitungan biaya penjualan. Dividen yang diterima para investor saham akan dikenakan pajak final sebesar 10%. Pajak ini sudah dipotong pada saat pembayaran. Sementara itu, pada reksa dana, keuntungan yang diperoleh, sesuai dengan peraturan adalah bukan merupakan objek pajak. Reksa dana dan investasi saham sama-sama memiliki keunggulan, terutama jika kamu melihatnya dari konteks perencanaan keuangan. Semua bergantung dari kebutuhan. Menurutmu, mana yang lebih untung?


Pengelolaan

Portofolio reksadana umumnya dikelola oleh Manajer Investasi untuk memilih aset yang bisa naik harganya. Sementara portofolio investasi saham dikelola secara mandiri oleh investor dalam artian bebas menentukan saham jenis saham yang akan di investasikan. Bagi pemula yang baru terjun dalam ivestasi tentu lebih berisiko dibanding dengan investai reksadana


Sumber: bukalapak.com